Minggu, 16 Agustus 2020

Kolaborasi dan interaksi Kunci Sukses Pembelajaran Daring

 

Kolaborasi dan interaksi Kunci Sukses Pembelajaran Daring
Oleh: Siti Mutawarridah, S.Pd

Pandemi Corona memaksa dunia pendidikan  untuk menghentikan proses pembelajaran tatap muka. Sebagai gantinya, pembelajaran dilakukan dengan Pembelajaran Jarak Jauh atau daring. Jika sebelumnya pembelajaran daring masih asing di telinga, banyak guru yang cuek, kini dunia pendidikan tidak hanya dipaksa untuk mengenal dan memahami, tapi langsung menerapkannya dan bergelut dengan kecanggihan teknologi.

            Guru merupakan ujung tombak untuk meningkatkan pendidikan. Untuk menghasilkan pendidikan yang berkualitas dibutuhkan guru yang profesional. Guru memiliki peran yang sangat penting untuk menyiapkan sumber daya menusia yang militan. Hingga saat ini pendidikan masih dianggap sebuah institusi yang dapat mewujudkan terbentuknya sumber daya manusia yang unggul dan berkualitas.

Kutipan pidato Mas Menteri dengan tema “Belajar dari Covid” yang disampaikan pada 2 Mei 2020. “Untuk pertama kalinya guru-guru melakukan pembelajaran lewat on-line dengan tool-tool baru dan menyadari sebenarnya pembelajaran bisa terjadi dimanapun”. Ini artinya bahwa pada era New Normal   guru wajib menyiapkan diri untuk mengahadapi peruabahan zaman. Guru dituntut dan dipaksa berevolusi dengan teknologi. Tatanan pendidikan sudah mengalami revolusi (perubahan).  jika tidak, maka pendidikan di Indonesia akan tergilas oleh zaman. 

Penerapan pembelajaran daring ini menuntut kesiapan bagi kedua belah pihak, yaitu  guru dan peserta didik itu sendiri. Para guru sebagai pihak yang melayani terjadinya proses belajar harus meningkakan kualitasnya. Di era New Normal sudah terjadi pergeseran dari model pembelajaran klasikal menjadi modern dengan blended learning.  Merupakan tantangan bagi guru untuk mengubah strategi model pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan zaman dan teknologi.

Era revolusi pendidikan ini diperlukan pendidikan yang dapat membekali siswa untuk menjadi generasi yang kreatif, inovatif, serta kompetetif, serta penanaman pendidikan karakter. Guru wajib meningkatkan kualitas agar lebih profesional dan pro aktif untuk menguasi teknologi. Misalnya dengan mengikuti seminar secara online, sharing dengan teman sejawat, banyak membaca dan up date informasi perkembangan teknologi

Pembelajaran daring yang disajikan harus dikemas lebih menarik dan tidak membosankan. Dipastikan siswa belajar secara optimal dan menyenangkan. Penanaman pendidikan karakter melalui kecakapan hidup perlu ditingkatkan. Guru wajib berinovasi untuk mencari terobosan baru. “Kolaborasi dan Interaksi” merupakan jurus jitu sebagai kunci sukses pemebelajran daring yang efektif dan menyenangkan.

Pertama dengan “Kolaborasi”. Guru bukan lagi satu-satunya nara sumber,  tempat untuk membentuk karakter, membangun motivasi, nilai-nilai sikap spiritual keagamaan. Peran ini akan dikolaborasikan dengan orang tua murid dengan sistem Pembelajaran dari rumah. Peran guru dalam mendidik generasi bangsa tidak sepenuhnya ditanggung sendiri namun bekerjasama dengan orang tua murid.

Guru, siswa, dan orang tua sekarang menyadari pendidikan bukan sesuatu yang hanya bisa dilakukan di sekolah. Pendidikan yang efektif itu membutuhkan kolaborasi yang efektif antara guru, siswa, dan orang tua. Tanpa kolaborasi itu, pendidikan efektif tidak mungkin terjadi. Semua tidak bisa berjalan baik tanpa dukungan orang tua siswa, misalnya orang tua siswa memastikan bahwa siswa melaksanakan kegiatan belajar di rumah masing – masing dan membatasi izin kegiatan di luar rumah. Apa lagi mengajak siswa berpergian ke luar rumah.     

  Selama pemebelajaran di rumah tanggung jawab pendidikan lebih banyak ada pada orang tua sebagai guru, motivator, sekaligus sebagai fasilitator terhadap berbagai kebutuhan belajar anak, mulai dari makan, minum, dan berbagai kebutuhan lainya. Kepala sekolah dan guru dari sekolah selalu memonitor perkembangan belajar anak didik. Selain itu, guru selalu memberikan tugas dan motivasi sehingga siswa tidak jenuh belajar. Siswa tetap merasa senang.  

Kedua “Interaksi”. Pembelajaran daring melibatkan proses yang kompleks antara pelaku pembelajaran. Pelaku-pelaku pembelajaran tersebut saling ketergantungan satu sama lainnya. Interaksi terjadi antara pendidik dengan peserta didik. Pendidik dengan konten pembelajaran. Peserta didik dengan konten pemebelajaran. Peserta didik dengan peserta didik yang lain. Untuk menfasilitasi interaksi yang terjadi proses pembelajaran daring harus dirancang dengan bebagai macam strategi

Dalam pengajaran terjadi interaksi antara pendidik dan peserta didik di seputaran konten pembelajaran. Pendidik harus faham bahwa pembelajaran daring merupakan pengganti belajar tatap muka. Fasilitas pendidik terhadap peserta didik akan berpusat pada perangkat lunak dan aplikasi daring. Pesesrta didik harus lebih mandiri dan tidak menggantungkan sepenuhnya pada pendidik

Sekolah sebagai lembaga wajib meningkatkan mutu managemen dan tersedianya sarana-prasarana. Proses pembelajaran harus disesuaikan dengan kondisi dan situasi  dengan membekali soft skill.  Guru harus mampu melakukan penilaian secara komprehensif, guru harus memiliki kompetensi abad 21. Walaupun kurikulum telah dilakukan perubahan, namun proses pembelajaran masih stagnan tidak dilakukan inovasi, maka semua tidak akan berjalan maksimal bahkan akan terjadi keruwetan pada proses pembelajaran.

 

Biodata Penulis

 

Siti Mutawarridah, S.Pd lahir di Jember 7 Desember 1971

 sebagai kepala sekolah di SDN Pancuran 1 Bondowoso Jawa Timur

 email sitimutawarridasucipto@gmail.com

 WA 081233649592

 

 

 

 

 

 

 

 

1 komentar: