Sabtu, 29 Januari 2022

 

Keluarga Cerdas Keluarga Literat
Oleh: Siti Mutawarridah, S.Pd

          Keluarga merupakan tempat pertama anak melakukan proses sosialisasi. Tempat pertama memperoleh didikan, mengenal dunia sekitar, pola pergaulan dan terbentuknya kepribadian. Keluargalah yang bertanggung jawab dan berperan aktif dalam memberikan pengetahuan dasar dan membentuk kepribadian anak.

          Geliat literasi yang sedang buming patut disyukuri. Termasuk Gerkan Literasi Keluarga (GLK). Gerakan Literasi Keluarga merupakan program pemerintah yang mulai digagas tahun 2015 yang memperdayakan keluarga dalam meningkatkan minat baca anak. Gerakan Literasi Keluarga merupakan bagian dari Gerakan Literasi Nasional yang resmi diluncurkan tahun 2017.

          Tujuan Gerakan Literasi Keluarga adalah untuk mewujudkan keluarga literat. Keluarga yang cinta baca, haus tentang pengetahuan, memiliki wawasan yang luas yang berdampak pada prestasi anak di sekolah. Gerakan Literasi Keluarga merupakan strategi yang paling efektif untuk melibatkan orang tua dalam mengembangkan literasi anak. Peran orang tua sangatlah dominan, bahkan merupakan kunci kesuksesan yang utama.

          Keluarga  literat bukan hanya sekedar keluarga yang suka mebaca. Keluarga  literat adalah keluarga yang mencintai bermacam-macam  ilmu pengetahuan, mendorong  keluarga terus belajar, membaca buku, menonton yang positif, berdiskusi, menghasilkan sebuah karya. Mendorong anggota keluarga terus berkarya dan berproduksi.

          Peran orang tua dalam mewujudkan keluarga literat sangatlah dibutuhkan. Orang tua merupakan sosok yang selalu ditiru segala gerak-geriknya dalam keluarga. Orang tua yang malas , anak akan turut serta. Agar keluarga suka memegang buku atau membaca buku perlu diberi stimulus dan brain storming dalam bentuk ungkapan “malu jika kurang membaca”.

          Anak sejak dini diajari mencintai buku, mencintai ilmu pengetahuan. Anak akan tumbuh dewasa  dan terbiasa dengan ilmu pengetahuan. Menjadikan anak  mudah menguasai ilmu pengetahuan. Wawasan yang mengakar pada diri anak membuat anak mampu berfikir kritis, kreatif dan inovatif. Mewujukan anak lebih percaya diri dan hidup mandiri.

          Bagaimana membangun keluarga literat? Ada bebrapa langkah yang harus kita laukan :

1.   Keteladan Orang Tua

          Orang tua menjadi model atau cetak biru segala perilaku akan ditiru oleh anak. Apa yang dilakukan orang tua direkam lalu ditirukan dalam kehidupan. Keteladanan dari orang tua merupakan kunci keberhasilan dalam mewujudkan keluarga yang literat. Banyak orang tua  mengharapkan anaknya gemar membaca dan berprestasi. Tetapi di sisi lain banyak orang tua yang tidak memilki semangat membaca. 

         Anak membutuhkan contoh nyata dari orang tuanya sebagai dorongan untuk memacu semangat literasi. Selama ini anak-anak kehilangan teladanan dari orang tua, masyarakat dan orang dewasa dalam literasi.

2.    Perpustakaan Keluarga

          Perpustakaan keluarga sebagai tempat rekreasi pengetahuan dan  jantung kehidupan untuk mewujukan keluarga literat. Kegiatan  membaca merupakan kebutuhan yang primer dan sejajar dengan kebuthan yang lain. Buku dan pengetahuan bisa mempengaruhi kehidupan keluarga akan menjadi lebih baik dan mulia.

          Penataan perpustakaan dalam keluarga disesuikan dengan kondisi dan kebutuhan penghuni rumah. Di samping tersedianya buku di perpustakaan keluarga, juga bisa disedikan buku-buku di setiap tempat yang sering disinggahi. Misalnya di teras rumah, di ruang tamu, di ruang keluarga, dan di ruang ibadah, sesuai dengan kebutuhannya.

3.   Hadiah Berupa Buku

          Pemberian hadiah(kado) adalah sebuah wujud kasih sayang bukan hanya sekedar bingkisan yang tak bermakna. Memberikan hadiah memilki kedekatan yang istimewa. Berikan kado berupa buku yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan memberikan kado buku anak menjadi lebih cinta buku dan menjadikan anak lebih cerdas.

4.   Mengunjungi Perpustakaan

          Mengajak anggota keluarga mengunjungi perpustakaan daerah secara berkala. Kunjungan rutin yang dilakukan secara istikomah akan menjadi kebiasaan. Kunjungan ke perpustakaan akan menjadikan sebuah kebutuhan.

5.   Mengunjungi Toko buku

           Berkunjung atau jalan-jalan ke mal merupakan kesukaan setiap keluarga. Untuk lebih mendekatkan kecintaan pada buku, mengajak keluarga mengunjungi toko-toko buku. Berilah kebebasan anak membeli buku sesuai dengan kebutuhannya. Alokasikan dana untuk wajib membeli buku setiap bulannya. Agar bisa menjadikan buku sebagai kebutuhan primer.

          Perlu menjadi keyakinan bersama bahwa warisan terpenting orang tua kepada anak-anaknya adalah ilmu pengetahuan. Harta dapat habis, tetapi ilmu tidak. Salam literasi