Keluarga
Cerdas Keluarga Literat
Oleh: Siti Mutawarridah, S.Pd
Keluarga
merupakan tempat pertama anak melakukan proses sosialisasi. Tempat pertama memperoleh
didikan, mengenal dunia sekitar, pola pergaulan dan terbentuknya kepribadian.
Keluargalah yang bertanggung jawab dan berperan aktif dalam memberikan
pengetahuan dasar dan membentuk kepribadian anak.
Geliat literasi yang sedang buming patut disyukuri.
Termasuk Gerkan Literasi Keluarga (GLK). Gerakan Literasi Keluarga merupakan program
pemerintah yang mulai digagas tahun 2015 yang memperdayakan keluarga dalam
meningkatkan minat baca anak. Gerakan Literasi Keluarga merupakan bagian dari
Gerakan Literasi Nasional yang resmi diluncurkan tahun 2017.
Tujuan Gerakan Literasi Keluarga adalah untuk mewujudkan
keluarga literat. Keluarga yang cinta baca, haus tentang pengetahuan, memiliki
wawasan yang luas yang berdampak pada prestasi anak di sekolah. Gerakan
Literasi Keluarga merupakan strategi yang paling efektif untuk melibatkan orang
tua dalam mengembangkan literasi anak. Peran orang tua sangatlah dominan,
bahkan merupakan kunci kesuksesan yang utama.
Keluarga literat
bukan hanya sekedar keluarga yang suka mebaca. Keluarga literat adalah keluarga yang mencintai
bermacam-macam ilmu pengetahuan,
mendorong keluarga terus belajar,
membaca buku, menonton yang positif, berdiskusi, menghasilkan sebuah karya.
Mendorong anggota keluarga terus berkarya dan berproduksi.
Peran orang tua dalam mewujudkan keluarga literat sangatlah
dibutuhkan. Orang tua merupakan sosok yang selalu ditiru segala gerak-geriknya
dalam keluarga. Orang tua yang malas , anak akan turut serta. Agar keluarga
suka memegang buku atau membaca buku perlu diberi stimulus dan brain storming dalam bentuk ungkapan “malu jika kurang membaca”.
Anak sejak dini diajari mencintai buku, mencintai ilmu
pengetahuan. Anak akan tumbuh dewasa dan
terbiasa dengan ilmu pengetahuan. Menjadikan anak mudah menguasai ilmu pengetahuan. Wawasan yang
mengakar pada diri anak membuat anak mampu berfikir kritis, kreatif dan
inovatif. Mewujukan anak lebih percaya diri dan hidup mandiri.
Bagaimana membangun keluarga literat? Ada bebrapa langkah
yang harus kita laukan :
1. Keteladan
Orang Tua
Orang tua menjadi model atau cetak
biru segala perilaku akan ditiru oleh anak. Apa yang dilakukan orang tua
direkam lalu ditirukan dalam kehidupan. Keteladanan dari orang tua merupakan
kunci keberhasilan dalam mewujudkan keluarga yang literat. Banyak orang tua mengharapkan anaknya gemar membaca dan
berprestasi. Tetapi di sisi lain banyak orang tua yang tidak memilki semangat
membaca.
Anak membutuhkan contoh nyata dari
orang tuanya sebagai dorongan untuk memacu semangat literasi. Selama ini
anak-anak kehilangan teladanan dari orang tua, masyarakat dan orang dewasa dalam
literasi.
2. Perpustakaan Keluarga
Perpustakaan keluarga sebagai tempat
rekreasi pengetahuan dan jantung
kehidupan untuk mewujukan keluarga literat. Kegiatan membaca merupakan kebutuhan yang primer dan
sejajar dengan kebuthan yang lain. Buku dan pengetahuan bisa mempengaruhi
kehidupan keluarga akan menjadi lebih baik dan mulia.
Penataan perpustakaan dalam keluarga disesuikan dengan
kondisi dan kebutuhan penghuni rumah. Di samping tersedianya buku di
perpustakaan keluarga, juga bisa disedikan buku-buku di setiap tempat yang
sering disinggahi. Misalnya di teras rumah, di ruang tamu, di ruang keluarga,
dan di ruang ibadah, sesuai dengan kebutuhannya.
3. Hadiah
Berupa Buku
Pemberian hadiah(kado) adalah sebuah wujud kasih sayang bukan hanya sekedar bingkisan yang tak bermakna. Memberikan hadiah memilki kedekatan yang istimewa. Berikan kado berupa buku yang sesuai dengan kebutuhannya. Dengan memberikan kado buku anak menjadi lebih cinta buku dan menjadikan anak lebih cerdas.
4. Mengunjungi
Perpustakaan
Mengajak anggota keluarga mengunjungi
perpustakaan daerah secara berkala. Kunjungan rutin yang dilakukan secara
istikomah akan menjadi kebiasaan. Kunjungan ke perpustakaan akan menjadikan
sebuah kebutuhan.
5. Mengunjungi
Toko buku
Berkunjung atau jalan-jalan ke mal merupakan kesukaan setiap keluarga.
Untuk lebih mendekatkan kecintaan pada buku, mengajak keluarga mengunjungi
toko-toko buku. Berilah kebebasan anak membeli buku sesuai dengan kebutuhannya.
Alokasikan dana untuk wajib membeli buku setiap bulannya. Agar bisa menjadikan
buku sebagai kebutuhan primer.
Perlu menjadi keyakinan bersama bahwa
warisan terpenting orang tua kepada anak-anaknya adalah ilmu pengetahuan. Harta
dapat habis, tetapi ilmu tidak. Salam literasi